TRIDINAMIKA, Safety First merupakan suatu perilaku yang mengutamakan keamanan dalam setiap tindakan. Jika ada suatu keputusan yang bertentangan tentang hal keuntungan, hasil atau keamanan, maka keamanan yang harus didahulukan.
Hal pertama adalah bahwa istilah “Safety First” itu harus benar-benar diterapkan, tidak hanya sebagai slogan saja. Hak untuk Keselamatan itu merupakan hak utama dan mutlak di dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perusahaan harus menjamin keselamatan para pekerja dalam bekerja, baik itu dalam pengadaan alat pelindung diri, pengadaan lingkungan kerja yang aman, dan bahkan pengadaan sosialisasi (penyuluhan) tentang safety. nahh,, bagaimana kawan? sangatlah penting bukan untuk melindungi diri dan orang lain dari bahaya, kecelakan kerja dapat terhindar jika kita berhati-hati dalam setiap tindakan dan dapat dibantu dengan menambah tentang informasi keadaan lokasi kerjaan anda dengan beberapa alat berikut :
Fungsi Gas Detector Di Pertambangan
Gas Detector merupakan alat yang berfungsi sebagai pendeteksi gas-gas yang berbahaya bagi manusia seperti CO2 dan gas-gas yang mudah terbakar lainnya. Dalam pertambangan banyak kegiatan menggali dan sering dijumpai bermacam-macam gas yang tak berbau dan tak terlihat tapi gas ini dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia bahkan dapat membakar atau meledak. Secara umum pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21% Oksigen, 78,09% Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon. Gas-gas yang mungkin ada dalam lingkungan pertambangan antara lain: O2, N2, CO2, CH4, NO, NO2, H2S, dan SO2
Standart Kosentrasi Gas di lingkungan Kerja
Oksigen (O2)
Prosentase normal untuk oksigen dalam udara adalah 21%. Bila kadar oksigen yang ada dalam udara di lingkungan kerja itu kurang dari 19,5%, maka para pekerja akan mengalami stress dan bila tetap dipaksakan bekerja di sana akan terjadi kelelahan yang cepat, karena tenaganya akan terkuras untuk menghirup udara (oksigen) dan pada akhirnya para pekerja akan menjadi lemas. Dapat dicegah dengan penelitian di berbagai tempat yang mungkin minim dengan gas O2 dengan detektor gas alat ini dapat mendeteksi gas O2 dengan sangat akurat.
Nitrogen (N)
Komposisi udara normal mengandung sebahagian besar nitrogen (N), yakni lebih kurang 78,09%. Sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan lebih ringan dari oksigen serta tidak beracun, tetapi bila kadarnya lebih besar dari 80% dia dapat menyebabkan sesak nafas bagi manusia, karena secara otomatis kadar oksigen akan berkurang.
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fossil atau zat organik lainnya. Gas karbon monoksida tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun. Menurut data dari Savety Executive (Tempo, 29-12-2002),
Karbon Dioksida (CO2)
ketika pernafasan keluar dihasilkan gas karbon dioksida (CO2). Gas ini tidak berwarna dan lebih berat dari udara dan rasanya agak asam. Bila gas ini terhirup dalam jumlah yang besar akan menimbulkan sesak pernafasan.
Gas Methan (CH4)
Pembentukan gas methan (CH4) sejalan dengan proses pembatubaraan. Selama proses pembatubaraan itu gas-gas methan terperangkap dan terkumpul dalam lapisan batubara (coal seam) dan juga dapat terjebak pada batuan sampingnya. Gas methan tidak berwarna, tidak berbau, lebih ringan dari udara, dan tidak beracun. Pada konsentrasi 5% dari volume udara saja gas ini sudah dapat terbakar (lower explosive limit), yang setara dengan 100% LEL, sedangkan batas ledakan teratas (upper explosive limit) pada 300% LEL atau sekitar 15% volume udara
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida dapat berasal dari gas buang knalpot mesin-mesin tambang, baik yang berbahan bakar solar ataupun bensin. Gas nitrogen dioksida bersifat beracun dan cukup berbahaya, berwarna coklat kemerahan, lebih berat dari udara.
Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida (H2S) dapat terbentuk dari peledakan bijih-bijih sulfida atau bahan-bahan lapukan. Gas H2S bersifat racun, tidak berwarna, dan mudah terbakar.
Sulfur Dioksida (SO2)
Gas SO2 sangat beracun, tidak berwarna, berbau belerang. Jika terhirup dalam jumlah yang cukup banyak, dapat menimbulkan sesak nafas dan pusing-pusing atau mual.
Pentingkah Gas Detector Dilingkungan Pertambangan ?
TRIDINAMIKA, Safety First merupakan suatu perilaku yang mengutamakan keamanan dalam setiap tindakan. Jika ada suatu keputusan yang bertentangan tentang hal keuntungan, hasil atau keamanan, maka keamanan yang harus didahulukan.
Hal pertama adalah bahwa istilah “Safety First” itu harus benar-benar diterapkan, tidak hanya sebagai slogan saja. Hak untuk Keselamatan itu merupakan hak utama dan mutlak di dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perusahaan harus menjamin keselamatan para pekerja dalam bekerja, baik itu dalam pengadaan alat pelindung diri, pengadaan lingkungan kerja yang aman, dan bahkan pengadaan sosialisasi (penyuluhan) tentang safety. nahh,, bagaimana kawan? sangatlah penting bukan untuk melindungi diri dan orang lain dari bahaya, kecelakan kerja dapat terhindar jika kita berhati-hati dalam setiap tindakan dan dapat dibantu dengan menambah tentang informasi keadaan lokasi kerjaan anda dengan beberapa alat berikut :
Fungsi Gas Detector Di Pertambangan
Gas Detector merupakan alat yang berfungsi sebagai pendeteksi gas-gas yang berbahaya bagi manusia seperti CO2 dan gas-gas yang mudah terbakar lainnya. Dalam pertambangan banyak kegiatan menggali dan sering dijumpai bermacam-macam gas yang tak berbau dan tak terlihat tapi gas ini dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia bahkan dapat membakar atau meledak. Secara umum pada udara luar, komposisi udara normal terdiri dari 21% Oksigen, 78,09% Nitrogen, 0,03% Carbon dioksida, dan 0,93% Argon. Gas-gas yang mungkin ada dalam lingkungan pertambangan antara lain: O2, N2, CO2, CH4, NO, NO2, H2S, dan SO2
Standart Kosentrasi Gas di lingkungan Kerja
Oksigen (O2)
Prosentase normal untuk oksigen dalam udara adalah 21%. Bila kadar oksigen yang ada dalam udara di lingkungan kerja itu kurang dari 19,5%, maka para pekerja akan mengalami stress dan bila tetap dipaksakan bekerja di sana akan terjadi kelelahan yang cepat, karena tenaganya akan terkuras untuk menghirup udara (oksigen) dan pada akhirnya para pekerja akan menjadi lemas. Dapat dicegah dengan penelitian di berbagai tempat yang mungkin minim dengan gas O2 dengan detektor gas alat ini dapat mendeteksi gas O2 dengan sangat akurat.
Nitrogen (N)
Komposisi udara normal mengandung sebahagian besar nitrogen (N), yakni lebih kurang 78,09%. Sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan lebih ringan dari oksigen serta tidak beracun, tetapi bila kadarnya lebih besar dari 80% dia dapat menyebabkan sesak nafas bagi manusia, karena secara otomatis kadar oksigen akan berkurang.
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fossil atau zat organik lainnya. Gas karbon monoksida tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun. Menurut data dari Savety Executive (Tempo, 29-12-2002),
Karbon Dioksida (CO2)
ketika pernafasan keluar dihasilkan gas karbon dioksida (CO2). Gas ini tidak berwarna dan lebih berat dari udara dan rasanya agak asam. Bila gas ini terhirup dalam jumlah yang besar akan menimbulkan sesak pernafasan.
Gas Methan (CH4)
Pembentukan gas methan (CH4) sejalan dengan proses pembatubaraan. Selama proses pembatubaraan itu gas-gas methan terperangkap dan terkumpul dalam lapisan batubara (coal seam) dan juga dapat terjebak pada batuan sampingnya. Gas methan tidak berwarna, tidak berbau, lebih ringan dari udara, dan tidak beracun. Pada konsentrasi 5% dari volume udara saja gas ini sudah dapat terbakar (lower explosive limit), yang setara dengan 100% LEL, sedangkan batas ledakan teratas (upper explosive limit) pada 300% LEL atau sekitar 15% volume udara
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida dapat berasal dari gas buang knalpot mesin-mesin tambang, baik yang berbahan bakar solar ataupun bensin. Gas nitrogen dioksida bersifat beracun dan cukup berbahaya, berwarna coklat kemerahan, lebih berat dari udara.
Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida (H2S) dapat terbentuk dari peledakan bijih-bijih sulfida atau bahan-bahan lapukan. Gas H2S bersifat racun, tidak berwarna, dan mudah terbakar.
Sulfur Dioksida (SO2)
Gas SO2 sangat beracun, tidak berwarna, berbau belerang. Jika terhirup dalam jumlah yang cukup banyak, dapat menimbulkan sesak nafas dan pusing-pusing atau mual.
Baca Juga : Kalibrasi, Tera Dan Adjustment
About Tridinamika
Related posts
Bahaya dari Salju Merah Darah di Antartika
02/03/2020
Kenapa Sering Terjadi Banjir di Kota Besar?
28/02/2020
Badai Debu di Bandara Spanyol, Kenali Kandungan ...
26/02/2020
Satu Juta Spesies Tumbuhan dan Hewan Terancam ...
21/02/2020