Sebuah penelitian dari Universitas Arizona menunjukkan bahwa satu juta spesies hewan dan tumbuhan akan punah pada 2070. Berdasarkan skenario data analisis iklim pada 500 spesies dari seluruh dunia, lebih dari setengah spesies dapat punah jika suhu maksimum global meningkat lebih dari 0,5 derajat celcius. Dan 95 persen spesies bisa mengalami kematian jika suhu maksimum global mengalami kenaikan sebesar 2,9 derajat celcius, berdasarkan data dari thermal imager. Dari data thermal imager, dapat dilihat dari peningkatan suhu drastis dikarenakan penebangan hutan tropis secara besar-besaran. Antara 1980-2000, 100 juta hektare hutan tropis hilang, sebagian besar diubah menjadi areal peternakan di Amerika Selatan dan untuk lahan sawit di Asia Tenggara. Dibandingkan tahun 1700, jumlahnya hanya tersisa 13% pada 2000, kota berkembang dengan cepat, yang membuat luas wilayah pemukiman meningkat dua kali lipat sejak 1992. Kajian global menunjukkan, rata-rata 25% binatang dan tananam sekarang terancam dari kepunahan.
Perbedaan suhu rata-rata global antara kedalaman zaman es dan periode interglasial hangat adalah 4-6 ° C, sebanding dengan yang diperkirakan untuk abad mendatang akibat pemanasan global antropogenik di bawah bahan bakar fosil yang intensif, bisnis, berdasarkan data dari thermal imager. Sebagian besar spesies tampaknya telah bertahan di beberapa siklus glasial-interglasial ini. Hal ini dapat dilihat dari catatan fosil, dan dari bukti genetik pada spesies modern. Para peneliti menguji dampak perubahan iklim pada 80 ribu spesies tanaman dan hewan di 35 wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati.Mereka mengeksplor tiga perubahan iklim di masa depan, kenaikan suhu 2C, 3,2C dan 4,5C. Hasilnya menunjukkan, kenaikan suhu sebanyak 4,5 derajat celsius memiliki pengaruh buruk pada tanaman dan hewan. Amazon akan kehilangan 69% spesies tumbuhannya. Dan kenaikan suhu 3,2C akan memusnahkan 50% spesies hewan di Amazon.
Diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, studi ini mungkin yang pertama untuk memperkirakan pola kepunahan berskala luas dari perubahan iklim berdasarkan data dari kepunahan terkait iklim baru-baru ini dan dari tingkat pergerakan spesies, terutama terjadi peningkatan suhu secara drasitis dari data thermal imager yang tercatat secara berkala. Buaya yang mati dari Arizona yang tidak dapat mengatasi kenaikan suhu yang ekstrem, dari survei berulang kali menunjukkan bahwa spesies ini terpaksa ke atas lereng gunung akibat dampak perubahan iklim. Untuk memperkirakan tingkat kepunahan masa depan dari perubahan iklim, Cristian Román-Palacios dan John J. Wiens, keduanya di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi di Universitas Arizona, melihat apa yang terjadi dimasa lalu. Secara khusus, mereka memeriksa kepunahan lokal yang telah terjadi, berdasarkan studi survei berulang terhadap tanaman dan hewan dari waktu ke waktu.Mengidentifikasi kenaikan suhu lokal menjadikan kunci penelitian untuk mengetahui populasi mana yang akan punah. Para peneliti mengatakan, kepunahan ragam spesies hewan dan tumbuhan di masa depan akan tergantung pada percepatan pemanasan iklim. Meski belum jelas perubahan iklim di wilayah mana yang akan mendorong kepunahan. John J. Wiens, peneliti yang terlibat dalam studi ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim dapat membantu ‘mengurangi kepunahan secara signifikan’, yakni kurang lebih hingga 16 persen. Dan dalam mengidentifikasi hal tersebut, peneliti-peneliti biasanya mengumpulkan data dari alat ukut thermal imager, biasanya HT Italy adalah salah satu brand yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Sehingga brand ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti dalam melakukan proses pengujian secara sistematis.
Satu Juta Spesies Tumbuhan dan Hewan Terancam Punah
Sebuah penelitian dari Universitas Arizona menunjukkan bahwa satu juta spesies hewan dan tumbuhan akan punah pada 2070. Berdasarkan skenario data analisis iklim pada 500 spesies dari seluruh dunia, lebih dari setengah spesies dapat punah jika suhu maksimum global meningkat lebih dari 0,5 derajat celcius. Dan 95 persen spesies bisa mengalami kematian jika suhu maksimum global mengalami kenaikan sebesar 2,9 derajat celcius, berdasarkan data dari thermal imager. Dari data thermal imager, dapat dilihat dari peningkatan suhu drastis dikarenakan penebangan hutan tropis secara besar-besaran. Antara 1980-2000, 100 juta hektare hutan tropis hilang, sebagian besar diubah menjadi areal peternakan di Amerika Selatan dan untuk lahan sawit di Asia Tenggara. Dibandingkan tahun 1700, jumlahnya hanya tersisa 13% pada 2000, kota berkembang dengan cepat, yang membuat luas wilayah pemukiman meningkat dua kali lipat sejak 1992. Kajian global menunjukkan, rata-rata 25% binatang dan tananam sekarang terancam dari kepunahan.
Perbedaan suhu rata-rata global antara kedalaman zaman es dan periode interglasial hangat adalah 4-6 ° C, sebanding dengan yang diperkirakan untuk abad mendatang akibat pemanasan global antropogenik di bawah bahan bakar fosil yang intensif, bisnis, berdasarkan data dari thermal imager. Sebagian besar spesies tampaknya telah bertahan di beberapa siklus glasial-interglasial ini. Hal ini dapat dilihat dari catatan fosil, dan dari bukti genetik pada spesies modern. Para peneliti menguji dampak perubahan iklim pada 80 ribu spesies tanaman dan hewan di 35 wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati.Mereka mengeksplor tiga perubahan iklim di masa depan, kenaikan suhu 2C, 3,2C dan 4,5C. Hasilnya menunjukkan, kenaikan suhu sebanyak 4,5 derajat celsius memiliki pengaruh buruk pada tanaman dan hewan. Amazon akan kehilangan 69% spesies tumbuhannya. Dan kenaikan suhu 3,2C akan memusnahkan 50% spesies hewan di Amazon.
Diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, studi ini mungkin yang pertama untuk memperkirakan pola kepunahan berskala luas dari perubahan iklim berdasarkan data dari kepunahan terkait iklim baru-baru ini dan dari tingkat pergerakan spesies, terutama terjadi peningkatan suhu secara drasitis dari data thermal imager yang tercatat secara berkala. Buaya yang mati dari Arizona yang tidak dapat mengatasi kenaikan suhu yang ekstrem, dari survei berulang kali menunjukkan bahwa spesies ini terpaksa ke atas lereng gunung akibat dampak perubahan iklim. Untuk memperkirakan tingkat kepunahan masa depan dari perubahan iklim, Cristian Román-Palacios dan John J. Wiens, keduanya di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi di Universitas Arizona, melihat apa yang terjadi dimasa lalu. Secara khusus, mereka memeriksa kepunahan lokal yang telah terjadi, berdasarkan studi survei berulang terhadap tanaman dan hewan dari waktu ke waktu.Mengidentifikasi kenaikan suhu lokal menjadikan kunci penelitian untuk mengetahui populasi mana yang akan punah. Para peneliti mengatakan, kepunahan ragam spesies hewan dan tumbuhan di masa depan akan tergantung pada percepatan pemanasan iklim. Meski belum jelas perubahan iklim di wilayah mana yang akan mendorong kepunahan. John J. Wiens, peneliti yang terlibat dalam studi ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim dapat membantu ‘mengurangi kepunahan secara signifikan’, yakni kurang lebih hingga 16 persen. Dan dalam mengidentifikasi hal tersebut, peneliti-peneliti biasanya mengumpulkan data dari alat ukut thermal imager, biasanya HT Italy adalah salah satu brand yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Sehingga brand ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti dalam melakukan proses pengujian secara sistematis.
About Tridinamika
Related posts
Gas Detector Analyzer Alat Ukur Kadar Gas ...
15/10/2021
Dimana Beli Particle Counter KANOMAX?
10/09/2021
Mengenal Fungsi Air Quality Monitor
25/07/2021
Tubuh Menjadi Panas Ketika Sakit, Berdasarkan Thermal ...
06/03/2020