Jakarta – Saya berterima kasih kepada dua senior saya, Dr. Basuki Endah Priyanto dari Sony, Swedia, dan Dr. Eko Onggosanusi dari Samsung, Amerika Serikat, yang sebetulnya mengkonfirmasi tulisan saya terkait ‘Penemu 4G LTE’ tahun 2014 berjudul, ‘Mimpi saat menjadi mahasiswa: Standard ITU vs Penemu 4G LTE’.
Spesifikasi 4G LTE ditentukan dan disepakati oleh badan standardisasi internasional 3GPP dan secara keseluruhan tidak ditemukan oleh satu orang, baik oleh saya sendiri, maupun Dr. Basuki, atau Dr. Eko.
Semoga polemik ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mengkomunikasikan karya kita dengan hati-hati dan proporsional.
Di Jepang, saya meneliti di universitas, di mana penelitian yang kami lakukan bersifat fundamental yang outputnya lebih kepada publikasi di jurnal ilmiah atau konferensi daripada dalam bentuk paten. Riset-riset di universitas semacam ini diharapkan untuk menstimulasi kemajuan teknologi di masa depan.
Menurut pemahaman saya, penelitian di industri lebih berorientasi kepada bisnis dan aplikasi sehingga outputnya lebih banyak berupa paten. Riset di industri secara umum bersifat terapan dan berorientasi pada produk.
Mengambil pelajaran dari polemik ini, saya ingin mengajak semua pihak yang berkepentingan termasuk Dr. Basuki dan Dr. Eko untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi komunikasi di masa depan.
Saat ini teknologi 4G telah mapan. Sudah saatnya kita menatap ke depan dan berkarya pada teknologi 5G dan 6G (beyond 5G) dengan karya-karya terbaik kita sebagai putra Indonesia.
Teknologi 5G dengan kecepatan 20 Gbps dan 6G dengan orde Tbps dengan moto ‘wireless at the speed of light’ sedang menanti karya dan inovasi kita.
Kami percaya industri, universitas, pemerintah dan masyarakat, saling membutuhkan untuk pengembangan teknologi komunikasi yang paling sesuai di masa depan.
Mungkin sebagai ungkapan rasa syukur kita sebagai putra-putra Indonesia yang tinggal dan berkarya di tiga benua yang berbeda, dan memiliki riset yang beririsan, kita bisa bersinergi untuk membangun Indonesia dan dunia yang lebih baik.
*) Penulis, Khoirul Anwar, adalah seorang Asisten Professor pada Coding Theory and Signal Processing Lab., School of Information Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Jepang.(ash/ash)
Meninggalkan Polemik “Penemu 4G”, Menyongsong Era 5G dan 6G
Jakarta – Saya berterima kasih kepada dua senior saya, Dr. Basuki Endah Priyanto dari Sony, Swedia, dan Dr. Eko Onggosanusi dari Samsung, Amerika Serikat, yang sebetulnya mengkonfirmasi tulisan saya terkait ‘Penemu 4G LTE’ tahun 2014 berjudul, ‘Mimpi saat menjadi mahasiswa: Standard ITU vs Penemu 4G LTE’.
Spesifikasi 4G LTE ditentukan dan disepakati oleh badan standardisasi internasional 3GPP dan secara keseluruhan tidak ditemukan oleh satu orang, baik oleh saya sendiri, maupun Dr. Basuki, atau Dr. Eko.
Semoga polemik ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mengkomunikasikan karya kita dengan hati-hati dan proporsional.
Di Jepang, saya meneliti di universitas, di mana penelitian yang kami lakukan bersifat fundamental yang outputnya lebih kepada publikasi di jurnal ilmiah atau konferensi daripada dalam bentuk paten. Riset-riset di universitas semacam ini diharapkan untuk menstimulasi kemajuan teknologi di masa depan.
Menurut pemahaman saya, penelitian di industri lebih berorientasi kepada bisnis dan aplikasi sehingga outputnya lebih banyak berupa paten. Riset di industri secara umum bersifat terapan dan berorientasi pada produk.
Mengambil pelajaran dari polemik ini, saya ingin mengajak semua pihak yang berkepentingan termasuk Dr. Basuki dan Dr. Eko untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi komunikasi di masa depan.
Saat ini teknologi 4G telah mapan. Sudah saatnya kita menatap ke depan dan berkarya pada teknologi 5G dan 6G (beyond 5G) dengan karya-karya terbaik kita sebagai putra Indonesia.
Teknologi 5G dengan kecepatan 20 Gbps dan 6G dengan orde Tbps dengan moto ‘wireless at the speed of light’ sedang menanti karya dan inovasi kita.
Kami percaya industri, universitas, pemerintah dan masyarakat, saling membutuhkan untuk pengembangan teknologi komunikasi yang paling sesuai di masa depan.
Mungkin sebagai ungkapan rasa syukur kita sebagai putra-putra Indonesia yang tinggal dan berkarya di tiga benua yang berbeda, dan memiliki riset yang beririsan, kita bisa bersinergi untuk membangun Indonesia dan dunia yang lebih baik.
*) Penulis, Khoirul Anwar, adalah seorang Asisten Professor pada Coding Theory and Signal Processing Lab., School of Information Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Jepang.(ash/ash)
Sumber : Detik.com
http://inet.detik.com/read/2016/03/21/101456/3169300/328/meninggalkan-polemik-penemu-4g-menyongsong-era-5g-dan-6g
About Tridinamika
Related posts
Apa Perbedaan Arus Listrik AC dan DC? ...
30/04/2018
Jenis dan Fungsi Data Logger
08/01/2018
Mengenal Perbedaan Thermal Imaging Dan Infrared Thermometer
29/12/2017
6 Hal Tak Terduga Yang Bisa Dilakukan ...
11/12/2017