Saturday , 23 November 2024
Kebutuhan akan energy semakin meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut terlihat melalui rasio elektrifikasi yang mencapai angka realisasi 84,35%. Indonesia sendiri memiliki beberapa potensi energy baru terbarukan. Menanggapi hal tersebut PT. Tridinamika Jaya Instrument mengadakan seminar dengan judul “PHOTOVOLTAIC & POWER MAINTENANCE TO IMPROVE ENERGY EFFICIENCY” yang diselenggarakan di MM2100 Megapolis Industrial Town, Cikarang, Jawa Barat.
Pada seminar tersebut PT. Tridinamika Jaya Instrumen mengangkat 2 topik yaitu Photovoltaic dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan Ir. Dr. Mohammad Hafidz sebagai pemateri. Dan topic Energy Maintenance dengan Cipto Utomo, ST sebagai pemateri.
Topik pertama mengenai tenaga surya disampaikan oleh Ir. Dr. Mohammad Hafidz. Beliau adalah seorang professor sekaligus akademisi STT PLN.
Rasio elektrifikasi 2014 realisasi indonesia mencapai angka 84.35% dan terus meningkat setiap tahunnya. Kebutuhan akan energy terbarukan menjadi topic hangat saat ini. Salah satu energy yang sedang dikembangkan adalah energy tenaga surya. Selain energy Hidro, Panas Bumi, Biomassa, Hybrid, samudra dan uranium, energy surya memiliki potensi besar dengan kapasitas terpasang 77,02 MW.
Kenapa Energy Matahari?
Indonesia terletak di katulistiwa memiliki intensitas radiasi yang sangat tinggi, energy matahari mudah didapat dimana – mana secara gratis. Energy matahari juga tidak menimbulkan polusi, noise, ataupun bahan beracun, serta aman. Hal lain yang menjadi kelebihan energy ini adalah pembangunan PLTS tidak memerlukan persyaratan khusus.
Energy melalui tenaga surya memiliki beberapa kendala umum diataranya:
Asumsi perhitungan listrik per panel surya dapat dijelaskan sebagai berikut. Serapan sinar matahari maksimal per hari : 4.5 Jam / hari
CONTOH :
Modul Surya 80 Wp : 80 Watt x 4.5 Jam / hari : 360 Wh ( minimal)
1. KEBUTUHAN DAYA LISTRI RUMAH
Total Kebutuhan : 3200WH
Total : 1.3 x 3200 : 4160WH
2. KEBUTUHAN MODUL SURYA
3. KEBUTUHAN BATERAI
4. KEBUTUHAN SOLAR CHARGER CONTROLLER
Melalui peraturan menteri energi dan sumber daya mineral republik indonesia nomor 03 tahun 2014
Sebagai penutup seminar, dijelaskan upaya menangani kendala pengembangan energy tata surya. Pertama, mengenai biaya investasi PLTS yang sangat mahal dan sebagian komponen masih impor. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan ditingkatkannya pangsa pasar dalam negeri dan mendorong peningkatan industry PV dan peralatan lain. Kedua, mengenai lahan PLTS yang cukup luas, dapat ditanggulangi dengan system pinjem pakai kawasan hutan dan mendorong pengembangan PLTS Rooftop. Ketiga, masalah keterbatasan sumber daya manusia dalam menangani operasi PLTS, dapat ditanggulangi dengan mengalokasikan terus kegiatan diklat operasi dan pemeliharaan, tidak hanya aparat pemda namun termasuk para operator PLTS. Keempat belum tersedianya lembaga uji produk dan lembaga sertifikasi yang memadai, dapat ditanggulangi dengan didorongnya jasa sertifikasi terkait teknologi dan SDM. Kelima, menyangkut umur teknis arus batre yang relative pendek, dapat ditanggulangi dengan penelitian teknologi peralatan batre dan yang terakhir mengenai masalah lingkungan, harus dikembangkannya jasa sertifikasi di tingkat daerah.
Materi kedua seminar ini disampaikan oleh Cipto Utomo, ST. Selaku expert Tridinamika yang juga menjabat sebagai manager of application engineer. Cakupan kerja beliau meliputi Power Team Consultant, Thermography and Power Quality Product, Test and Measurement Product, System Control Analyst, dan Data Aquition Expert.
Cadangan Energy
Melalui diagram di atas cadangan gas bumi di belahan dunia terbagi menjadi 34% bagian timur tengah, 39% eropa bagian timur sedangkan untuk Indonesia terdapat cadangan energy gas bumi sebesar 1,4%. Untuk cadangan energy minyak bumi timur tengah menguasai hingga 65% dari seluruh belahan dunia. Untuk Indonesia hanya 0,5%.
Konsumsi Energy
Diagram disamping menjelaskan bahwa konsumsi energy dunia masih dikuasai 3 sumber energy utama yaitu: 33% Minyak, 24% Gas, dan 30% Batubara. Sedangkan untuk energy lain seperti nuklir, air, angin, dan biogas masih dibawah 10%. Untuk Indonesia sendiri konsumsi energy 30% berasal dari energy petroleum (minyak), 25% batu bara, 15% gas alam, sedangkan energy lain seperti biomass dan air masih dibawah 10%. Dari keseluruhan konsumsi energy di Indonesia, 38% untuk kalangan industry, 16% kalangan bisnis dan 38% Rumah Tangga.
Cadangan Energy Dunia
UPAYA PENANGGULANGAN
Contoh pemborosan yang sering terlihat adalah hidupnya lampu jalan di siang hari. Daya listrik yang dibutuhkan terbuang sia sia. Selain itu terdapat beberapa pemborosan daya yang sering dilakukan adalah mode standby peralatan elektronik yang mencapai 7 – 25%. Terdapat pemborosan daya sebesar 19,2 Kwh tiap bulannya yang diakibatkan oleh mode standby.
Nice, kalau bisa tolong upload materi pembicara dong, khususnya yang tentang tenaga surya terimakasih
Materi seminar bisa di download disini http://www.tridinamika.com/materi-seminar-tridinamika/materi-seminar-electrical-maret-2016