Friday , 22 November 2024
Setiap negara ternyata punya standar masing-masing tentang steker listik ini. Ada yang kakinya tiga, ada yang dua tapi gepeng, ada yang miring, dan macam-macam jenis lainnya. Di Indonesia, 90 % peralatan elektronik yang kita miliki mulai dari charger handphone, kamera, PDA, ipod dan peralatan elektronik lainnya mempergunakan steker dengan dua kaki.
Namun ada juga yang sama. Misalnya saja negara seperti Vietnam, stekernya untuk orang Indonesia lumayan bersahabat. Di negara ini bisa digunakan dua model, yang kurus dua kaki atau yang bulat seperti di Indonesia.
Lain lagi dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, sistem elektrik yang dipergunakan adalah model dengan tiga lubang steker. Amerika dan Jepang juga berbeda dengan Indonesia. Di Amerika steker yang digunakan adalah steker pipih yang miring. Sedangkan Jepang bentuknya pipih berbentuk lempengan.
Dari sisi tegangan listriknya juga berbeda. Bila di Indonesia 220 volt. Ternyata di Jepang cuma 110 volt. Di Amerika dan kebanyakan negara barat mereka menggunakan listrik dengan tegangan 110-120 volt, sedangkan untuk negara-negara lainya di dunia menggunakan 220-240 volt. Perbedaan tegangan listrik ini memang tidak terlalu berpengaruh. Dalam beberapa kasus tegangan listrik ini bisa membuat sebuah peralatan elektronik seperti jam misalnya menjadi lebih cepat atau bahkan menjadi lebih lambat.
Beberapa negara lain seperti Brazil dan Afrika menggunakan Alternative Current (AC) untuk menyalurkan listrik. Dan ada juga beberapa negara lainnya yang menggunakan Direct Current (DC) untuk menghantarkan listrik. Khusus untuk negara yang menggunakan DC, bila sistem tidak sama bisa mengakibatkan barang elektronik menjadi rusak dan hangus. Semoga informasi mengenai macam – macam steker listrik di berbagai negara ini, membuat kita menjadi tahu ketika akan membeli barang-barang listrik/elektrik dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang dan Amerika. (cha)
2 Comments