Memang banyak konsumen yang merasa menggunakan listrik prabayar jauh lebih mahal. Mengapa? Salah seorang konsumen listrik prabayar mengaku dikenakan biaya Rp20.000 untuk pemasangan alat listrik prabayar. Kemudian diganti dengan pulsa/token 33 kWh.
Konsumen tersebut membeli pulsa senilai Rp100 ribu melalui ATM. Nilai uang tersebut setara dengan 158 kWh setelah dipotong PPN dan administrasi bank senilai Rp5.000. Jadi biaya yang dikeluarkan Rp120.00 untuk 191 kWh( 33 kWh + 158 kWh).
Padahal menurutnya, jika dibandingkan dengan simulasi untuk tarif listrik pascabayar di website PLN untuk pemakaian 191 kWh dengan golongan tarif rumah tangga dan batas daya 900 VA hanya membutuhkan biaya Rp105.145, itu pun sudah termasuk biaya beban.
Pengguna lain yang menambah daya listrik dengan listrik prabayar jaga harus mengeluarkan biaya ekstra. Misalnya mengganti sekering menjadi MCB membutuhkan dana Rp 200 ribu. Kemudian Rp100 ribu digunakan ongkos pasang MCB plus mendapat pulsa awal Rp 20 ribu.
Bagaimana Agar Tetap Hemat?
PLN sendiri mengatakan tarif yang sama dikenakan untuk pengguna listrik prabayar maupun pascabayar. Namun bila ada pelanggan prabayar yang tetap merasa membayar lebih mahal, bisa jadi dikarenakan pemakaian yang berlebihan dan jauh dari hemat.
Secara umum, penghematan dalam listrik prabayar tidak jauh berbeda dengan penggunaan di pasca bayar. Pelanggan dapat melakukan langkah-langkah dalam menggunakan alat listrik.
Cek pemakaian KWH per hari, agar bisa memperkirakan kapan KWH habis agar listrik di rumah tidak padam gara-gara telat beli token/pulsa. Selain itu dengan mengecek KWH, juga akan diketahui dan diperkirakan berapa kebutuhan listrik per bulan dan langkah penghematannya.
Hindari penggunaan energi listrik pada waktu beban puncak (17.00 – 22.00), – Menyalakan alat listrik seperlunya dan bergantian serta permudah sinar matahari pagi dan sore memasuki ruangan.
Tetap gunakan lampu hemat energi dalam keseharian meskipun awalnya membeli lebih mahal.
Memilih elektronik di rumah tangga yang lebih hemat energi harus tetap dilakukan. Nyalakan televisi, radio dan tape recorder bila benar-benar ingin ditonton dan didengarkan dan segera matikan bila tidak digunakan. Begitu pula peralatan rumah tangga lain, terutama yang membutuhkan banyak energi sebut saja AC, magic com dan mesin cuci. (red)
Benarkah Listrik Pra Bayar Lebih Mahal?
Memang banyak konsumen yang merasa menggunakan listrik prabayar jauh lebih mahal. Mengapa? Salah seorang konsumen listrik prabayar mengaku dikenakan biaya Rp20.000 untuk pemasangan alat listrik prabayar. Kemudian diganti dengan pulsa/token 33 kWh.
Konsumen tersebut membeli pulsa senilai Rp100 ribu melalui ATM. Nilai uang tersebut setara dengan 158 kWh setelah dipotong PPN dan administrasi bank senilai Rp5.000. Jadi biaya yang dikeluarkan Rp120.00 untuk 191 kWh( 33 kWh + 158 kWh).
Padahal menurutnya, jika dibandingkan dengan simulasi untuk tarif listrik pascabayar di website PLN untuk pemakaian 191 kWh dengan golongan tarif rumah tangga dan batas daya 900 VA hanya membutuhkan biaya Rp105.145, itu pun sudah termasuk biaya beban.
Pengguna lain yang menambah daya listrik dengan listrik prabayar jaga harus mengeluarkan biaya ekstra. Misalnya mengganti sekering menjadi MCB membutuhkan dana Rp 200 ribu. Kemudian Rp100 ribu digunakan ongkos pasang MCB plus mendapat pulsa awal Rp 20 ribu.
Bagaimana Agar Tetap Hemat?
PLN sendiri mengatakan tarif yang sama dikenakan untuk pengguna listrik prabayar maupun pascabayar. Namun bila ada pelanggan prabayar yang tetap merasa membayar lebih mahal, bisa jadi dikarenakan pemakaian yang berlebihan dan jauh dari hemat.
Secara umum, penghematan dalam listrik prabayar tidak jauh berbeda dengan penggunaan di pasca bayar. Pelanggan dapat melakukan langkah-langkah dalam menggunakan alat listrik.
Cek pemakaian KWH per hari, agar bisa memperkirakan kapan KWH habis agar listrik di rumah tidak padam gara-gara telat beli token/pulsa. Selain itu dengan mengecek KWH, juga akan diketahui dan diperkirakan berapa kebutuhan listrik per bulan dan langkah penghematannya.
Hindari penggunaan energi listrik pada waktu beban puncak (17.00 – 22.00), – Menyalakan alat listrik seperlunya dan bergantian serta permudah sinar matahari pagi dan sore memasuki ruangan.
Tetap gunakan lampu hemat energi dalam keseharian meskipun awalnya membeli lebih mahal.
Memilih elektronik di rumah tangga yang lebih hemat energi harus tetap dilakukan. Nyalakan televisi, radio dan tape recorder bila benar-benar ingin ditonton dan didengarkan dan segera matikan bila tidak digunakan. Begitu pula peralatan rumah tangga lain, terutama yang membutuhkan banyak energi sebut saja AC, magic com dan mesin cuci. (red)
About Tridinamika
Related posts
Mobil Bertenaga Sampah, Bisakah Terealisasi?
05/02/2020
Mengenal Relay Tester, Penguji Overload Relay
27/08/2018
Mengenal Current Injector dan Spesifikasi Current Test-nya
21/08/2018
Apa Perbedaan Arus Listrik AC dan DC? ...
30/04/2018