Sebagai Negara yang kaya akan pegunungan dan mempunyai sumber air mengalir, penggunaan Energi mikrohidro sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah-wilayah Indonesia. Terlebih jika energi ini diaplikasikan ke daerah pedesaan yang selama ini belum tersentuh oleh aliran listrik dari PLN. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sendiri bukanlah barang baru, PLTMH sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1882 untuk menggerakan mesin industri teh, hingga tahun 1910, tercatat ada 400 unit PLTMH yang terpasang. Salah satunya di Cisalak Jawa Barat yangdipasang pada tahun 1909.
Pembangkit Mikrohidro memanfaatkan aliran air seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi dengan kapasitasnya lebih kecil. Setiap pembangkit, rata-rata hanya menghasilkan energi listrik 10 kilowatt (kW) hingga 100 kW di mana 10 kW sudah dapat digunakan untuk sekitar 50 rumah.
Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah :
Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.
Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
Tidak menimbulkan pencemaran.
Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin.
Nah, apa saja yang harus disiapkan untuk membuat pembangkit ini.
Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Settling Basin (Bak Pengendap)
Headrace (Saluran Pembawa)
Headtank (Bak Penenang)
Penstock (Pipa Pesat/Penstock)
Turbine dan Generator
Dan tentunya persiapan non teknis lainnya seperti studi kelayakan dan analisa AMDAL. (red)
Mengenal pembangkit listrik tenaga Mikrohidro
Sebagai Negara yang kaya akan pegunungan dan mempunyai sumber air mengalir, penggunaan Energi mikrohidro sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah-wilayah Indonesia. Terlebih jika energi ini diaplikasikan ke daerah pedesaan yang selama ini belum tersentuh oleh aliran listrik dari PLN. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sendiri bukanlah barang baru, PLTMH sudah digunakan di Indonesia sejak tahun 1882 untuk menggerakan mesin industri teh, hingga tahun 1910, tercatat ada 400 unit PLTMH yang terpasang. Salah satunya di Cisalak Jawa Barat yangdipasang pada tahun 1909.
Pembangkit Mikrohidro memanfaatkan aliran air seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi dengan kapasitasnya lebih kecil. Setiap pembangkit, rata-rata hanya menghasilkan energi listrik 10 kilowatt (kW) hingga 100 kW di mana 10 kW sudah dapat digunakan untuk sekitar 50 rumah.
Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah :
Nah, apa saja yang harus disiapkan untuk membuat pembangkit ini.
Dan tentunya persiapan non teknis lainnya seperti studi kelayakan dan analisa AMDAL. (red)
Sumber : dunia-listrik.blogspot.com
About Tridinamika
Related posts
4 Tips Menghemat Air di Rumah, Toko, ...
21/05/2018
Pemanfaatan Panel Surya dalam Kehidupan Sehari-hari
15/05/2018
Jangan Sepelekan! 5 Hal ini Berpengaruh Penting ...
26/02/2018
Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
15/01/2018