Skuter listrik Gesits hasil garapan Institut Teknologi Sepuluh November bersama dengan Garansindo Group jadi gebrakan baru di dunia otomotif roda dua Indonesia. Honda melihat kehadiran Gesits tidak mengancam industri sepeda motor nasional.
“Kami nggak masalah, dalam bisnis ada baiknya. Jadin sudah hal yang umum seperti itu,” kata Margono Tanuwijaya,” Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor, Sabtu (14/5)
Margono menuturkan bila kehadiran motor listrik untuk saat ini butuh banyak persiapan untuk teknologi yang diterapkan. Selain itu, motor listrik juga perlu melihat kesesuaian dengan kondisi di masyarakat untuk saat ini.
“Kalau membicarakan motor listrik itu membutuhkan banyak pemikiaran. Motor listrik itu harus dipikirkan lebih lanjut dari sisi kebutuhan konsumen atau dari sisi karakter di sini,” ujar Margono.
Lebih lanjut, ia juga menilai bila motor listrik yang nantinya dipasarkan di Indonesia perlu terjamin dari sisi performa dan daya tahan. Margono mencontohkan untuk EV-Cub buatan Honda Motor sendiri kemampuannya belum sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
“Honda bukannya nggak punya produknya disana, tapi misalkan (motor listrik Honda) dipakai kecepatan (hanya) 50 sampai 60 km/jam. Terus baterainya gimana, nge–chargeberapa lama dan hanya dipake 60 kilometer. Itu yang harus kita pikirkan, ketahanan baterainya,” tuturnya.
Butuh Persiapan Matang Untuk Pasarkan Motor Listrik, Benarkah?
Skuter listrik Gesits hasil garapan Institut Teknologi Sepuluh November bersama dengan Garansindo Group jadi gebrakan baru di dunia otomotif roda dua Indonesia. Honda melihat kehadiran Gesits tidak mengancam industri sepeda motor nasional.
“Kami nggak masalah, dalam bisnis ada baiknya. Jadin sudah hal yang umum seperti itu,” kata Margono Tanuwijaya,” Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor, Sabtu (14/5)
Margono menuturkan bila kehadiran motor listrik untuk saat ini butuh banyak persiapan untuk teknologi yang diterapkan. Selain itu, motor listrik juga perlu melihat kesesuaian dengan kondisi di masyarakat untuk saat ini.
“Kalau membicarakan motor listrik itu membutuhkan banyak pemikiaran. Motor listrik itu harus dipikirkan lebih lanjut dari sisi kebutuhan konsumen atau dari sisi karakter di sini,” ujar Margono.
Lebih lanjut, ia juga menilai bila motor listrik yang nantinya dipasarkan di Indonesia perlu terjamin dari sisi performa dan daya tahan. Margono mencontohkan untuk EV-Cub buatan Honda Motor sendiri kemampuannya belum sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
“Honda bukannya nggak punya produknya disana, tapi misalkan (motor listrik Honda) dipakai kecepatan (hanya) 50 sampai 60 km/jam. Terus baterainya gimana, nge–chargeberapa lama dan hanya dipake 60 kilometer. Itu yang harus kita pikirkan, ketahanan baterainya,” tuturnya.
Sumber: Liputan6
About Tridinamika
Related posts
Mobil Bertenaga Sampah, Bisakah Terealisasi?
05/02/2020
Mengenal Relay Tester, Penguji Overload Relay
27/08/2018
Mengenal Current Injector dan Spesifikasi Current Test-nya
21/08/2018
Apa Perbedaan Arus Listrik AC dan DC? ...
30/04/2018