Thursday , 21 November 2024
Indonesia terancam mengalami krisis listrik bila tambahan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) tidak tercapai dalam lima tahun, karena kebutuhan listrik nasional terus meningkat. Tapi, di sisi lain rakyat Indonesia ternyata lumayan boros listrik.
Menurut data Kementerian Riset Teknologi (Kemenristek), tingkat konsumsi listrik per kapita masyarakat Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara tetangga.
Tingkat konsumsi per kapita rata-rata masyarakat Indonesia per tahun sebesar 528,87kWh/tahun, angka ini lebih tinggi dibanding Filipina yang sebesar 494,34 kWh/tahun, Laos 338,58 kWh/tahun, Kamboja sebesar 117,64 kWh/tahun, dan Myanmar 69,51 kWh/tahun.
“Makanya kita mengajak masyarakat untuk hemat energi. Hemat bukan berarti susah, sebenarnya hemat itu mudah, makanya kita punya kampanye hemat dengan hastag #MulaiDariRumahSendiri. Kami membagikan bermacam tips untuk menghemat energi yang dapat dimulai dari rumah sendiri , hal ini dilakukan sebagai langkah preventive mencegah terjadinya kehabisan energi akibat pemborosan energi dan air,” kata Direktur Utama PT Energi Management Indonesia (EMI) Aris Yunanto, dalam keterangannya, Kamis (20/8/2015).
Aris mengatakan, peran pemerintah dan masyarakat amat diperlukan untuk menanggulangi ancaman kelangkaan energi, pemerintah harus merubah orientasi kepada sektor energi terbarukan ketimbang membangun infrastruktur penghasil energi yang berasal dari bahan bakar fosil, sementara itu masyarakat sebagai konsumen energi terbesar harus terus melakukan efisiensi penggunaan energi demi menghindari kelangkaan energi.
Beberapa tips untuk melakukan penghematan energi yang terdapat di pameran Indonesia EBTKE ConEx 2015 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, seperti:
Seperti diketahui, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015–2024, PT PLN (Persero) memperkirakan konsumsi listrik akan meningkat dari 219,1 terawatthour (TWh) pada 2015 menjadi 464,2 TWh pada 2024. Untuk meningkatkan pasokan listrik, PLN dan perusahaan swasta bakal membangun infrastruktur kelistrikan dengan kapasitas 42,7 gigawatt (GW). Pembangunan kapasitas pembangkit ini dibagi dua, yakni oleh PLN sebesar 13,7 GW dan oleh swasta sebesar 29 GW.
Dalam RUPTL 2015 PLN dalam Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik hingga kini masih masih berfokus kepada prinsip biaya penyediaan listrik terendah (least cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang wajar dalam industri tenaga listrik.
Baca Juga :
05/02/2020
27/08/2018
21/08/2018
30/04/2018
1 Comments