Kebutuhan Listrik Kalbar 450 Mw, 280 Mw Diimpor dari Malaysia
PONTIANAK – Selama Bulan Suci Ramadan di Kalimantan Barat, kebutuhan masyarakat menggunakan listrik mencapai 450 megawatt (mw).
Dari sisi pembangkit, ketersediaan daya di Kalbar saat ini masih surplus, di mana daya mampu sekitar 600 megawatt (mw) dengan ketersediaan dari Sesco (perusahaan listrik Malaysia) sebesar 280 megawatt (mw).
“Selebihnya daya disediakan pembangkit di Kalbar, baik itu PLTU, PLTD maupun PLTBM, jika pun terjadi pemeliharaan pada listrik dari Sesco, ketersediaan daya masih tercukupi. Jika Sesco ada gangguan dan melakukan pemeliharaan. Kemudian listrik yang tersuplai turun hingga 70-80 mw masih tetap bisa gunakan pembangkit yang ada,” ungkap Senior Manager Teknik dan Distribusi PLN UIW Kalimantan Barat Huslan Husain.
Dia mengatakan untuk hari biasa beban puncak pemakaian hanya mencapai 400 mw. “Bertambahnya beban puncak mencapai 50 mw dan pemakaian listrik oleh pelanggan dari pukul 18.00-21.00 terkait beban puncak,” katanya.
Menurutnya selain malam, beban puncak juga terjadi di siang hari yang mencapai 320 mw. “Beban tersebut merupakan beban pemakaian untuk kantor dan industri,” katanya.
Terkait akan hal itu pihaknya mengaku siaga kehandalan listrik selama Bulan Ramadan. “Seperti recovery atau perbaikan jaringan jika terjadi masalah kami hanya menjaga, jika seandainya padam, kami berupaya sekuat tenaga segera melakukan recovery. Jadi tidak ada alasan bagi petugas, sedang sahur atau buka puasa. Komitmen kami pelayanan nomor satu,” paparnya.
Dia menambahkan, persiapan lain yang dilakukan PLN yaitu menyiagakan 1.464 personil di seluruh Kalbar hingga kawasan perbatasan guna memastikan kehandalan pasokan listrik. “Mulai dari pembangkit, jaringan hingga distribusi ke pelanggan,” katanya.
PLN juga menyiagakan fasilitas pendukung lain seperti 108 unit mobil hingga 204 sepeda motor dengan 24 jam dilakukan secara bergantian dalam empat sift agar pelayanan dapat lebih maksimal.
Terhadap beban puncak selama Ramadan, diakuinya hanya berjalan hingga H-2 Lebaran. “Untuk beban pemakaian kemudian turun hingga H+7 dikarenakan sebagian besar masyarakat mudik Lebaran,” katanya.
Perbaikan Faktor Daya Listrik
Kebutuhan Listrik Kalbar 450 Mw, 280 Mw Diimpor dari Malaysia
PONTIANAK – Selama Bulan Suci Ramadan di Kalimantan Barat, kebutuhan masyarakat menggunakan listrik mencapai 450 megawatt (mw).
Dari sisi pembangkit, ketersediaan daya di Kalbar saat ini masih surplus, di mana daya mampu sekitar 600 megawatt (mw) dengan ketersediaan dari Sesco (perusahaan listrik Malaysia) sebesar 280 megawatt (mw).
“Selebihnya daya disediakan pembangkit di Kalbar, baik itu PLTU, PLTD maupun PLTBM, jika pun terjadi pemeliharaan pada listrik dari Sesco, ketersediaan daya masih tercukupi. Jika Sesco ada gangguan dan melakukan pemeliharaan. Kemudian listrik yang tersuplai turun hingga 70-80 mw masih tetap bisa gunakan pembangkit yang ada,” ungkap Senior Manager Teknik dan Distribusi PLN UIW Kalimantan Barat Huslan Husain.
Dia mengatakan untuk hari biasa beban puncak pemakaian hanya mencapai 400 mw. “Bertambahnya beban puncak mencapai 50 mw dan pemakaian listrik oleh pelanggan dari pukul 18.00-21.00 terkait beban puncak,” katanya.
Menurutnya selain malam, beban puncak juga terjadi di siang hari yang mencapai 320 mw. “Beban tersebut merupakan beban pemakaian untuk kantor dan industri,” katanya.
Terkait akan hal itu pihaknya mengaku siaga kehandalan listrik selama Bulan Ramadan. “Seperti recovery atau perbaikan jaringan jika terjadi masalah kami hanya menjaga, jika seandainya padam, kami berupaya sekuat tenaga segera melakukan recovery. Jadi tidak ada alasan bagi petugas, sedang sahur atau buka puasa. Komitmen kami pelayanan nomor satu,” paparnya.
Dia menambahkan, persiapan lain yang dilakukan PLN yaitu menyiagakan 1.464 personil di seluruh Kalbar hingga kawasan perbatasan guna memastikan kehandalan pasokan listrik. “Mulai dari pembangkit, jaringan hingga distribusi ke pelanggan,” katanya.
PLN juga menyiagakan fasilitas pendukung lain seperti 108 unit mobil hingga 204 sepeda motor dengan 24 jam dilakukan secara bergantian dalam empat sift agar pelayanan dapat lebih maksimal.
Terhadap beban puncak selama Ramadan, diakuinya hanya berjalan hingga H-2 Lebaran. “Untuk beban pemakaian kemudian turun hingga H+7 dikarenakan sebagian besar masyarakat mudik Lebaran,” katanya.
Sumber : https://economy.okezone.com/read/2019/05/06/320/2052108/kebutuhan-listrik-kalbar-450-mw-280-mw-diimpor-dari-malaysia
About Tridinamika
Related posts
Tubuh Menjadi Panas Ketika Sakit, Berdasarkan Thermal ...
06/03/2020
Virus Corona Masuk ke Indonesia, Ketahui Cara ...
05/03/2020
Deteksi Virus Corona Dengan Stelop IFSS4 Mass ...
04/03/2020
Satu Juta Spesies Tumbuhan dan Hewan Terancam ...
21/02/2020