Thursday , 21 November 2024
Energy saving, cepat atau lambat memang harus menjadi gaya hidup di masyarakat. Sejarah penghematan energi sendiri tidak lepas dari sejarah perkembangan perlampuan sampai ditemukannya lampu hemat energi
Bermula pada puluhan abad yang lalu, di mana manusia membutuhkan penerangan untuk malam hari. Cara yang mereka lakukan adalah dengan menggosok-gosokkan batu hingga mengeluarkan api/cahaya. Kemudian dari api ini dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyala hingga membentuk sekumpulan cahaya.
Dalam periode selanjutnya, ditemukan pula bahan bakar minyak dan gas yang dapat digunakan sebagai bahan penyalaan untuk lampu obor, lampu minyak maupun lampu gas. Teknologi kemudian makin berkembang dengan ditemukannya lampu listrik oleh Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 Oktober 1879 di laboratorium Edison-Menlo Park, Amerika.
Prinsip kerja dari lampu listrik ciptaan Edison adalah dengan melakukan hubungan singkat listrik pada filamen carbon sehingga terjadi arus hubungan singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Dengan panas yang terjadi dibuat sampai mencapai suhu tertentu dapat mengeluarkan cahaya, dan cahaya yang didapat pada waktu itu baru mencapai 3 Lumen/W (Lumen = satuan arus cahaya).
Pada 1933, filamen carbon diganti dengan filamen ungsten atau Wolfram yang dibuat membentuk lilitan kumparan sehingga dapat meningkatkan Eficacy lampu menjadi + 20 Lumen/W.
Sistem pembangkitan cahaya buatan ini kemudian dikenal dengan sistem pemijaran (Incondescence). Revolusi teknologi perlampuan berkembang dengan pesatnya. Pada tahun 1910 pertama kali digunakan lampu luah (discharge) tegangan tinggi. Media gas yang digunakan dapat berbagai macam.
Tahun 1932 ditemukan lampu luah dengan gas Sodium tekanan rendah, dan tahun 1935 dikembangkan lampu luah dengan gas Merkuri, dan kemudian tahun 1939 berhasil dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampu neon. Selanjutnya lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warna yang lebih baik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang dicampur dengan Iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu Sodium tekanan tinggi tahun 1965.
Teknologi memang makin berkembang. Pengembangan lampu pijar dengan sistem induksi magnit yang mempunyai umur paling lama dari lampu-lampu jenis lain + 60.000 jam dalam pengembangan terus menerus. Pada dekade 90-an yang banyak digunakan oleh masyarakat umum saat ini adalah jenis lampu Fluorescen kompak model SL atau PL dan ini yang dikenal lampu hemat energi (LHE).
Pengembangan lampu hemat energi memang hanya salah satu cara dalam penghematan. Masih banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya melakukan penghematan bahan bakar dengan lebih banyak menggunakan sepeda untuk bepergian dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Masa lalu, orang lebih banyak menggunakan transportasi seperti sepeda. Contohnya bila kita lihat kota Yogyakarta 30 tahun lalu, masih banyak yang menggunakan sepeda. Tapi kalau kita perhatikan saat ini, sangat jarang pengguna sepeda di kota pelajar tersebut apalagi di kota besar seperti Jakarta. (cha)
Baca Juga : Hemat Energi Di Perkantoran
Thanks a bunch for sharing this with all people you actually recognise what you’re speaking about!
Bookmarked. Please additionally discuss with my
site =). We could have a link alternate agreement between us