Teknologi inverter merupakan teknologi yang masih relatif baru untuk AC. Edukasi tentang AC inverter melalui media massa lebih berbau marketing, daripada ulasan plus minusnya AC inverter itu sendiri.
90% orang yang mengganti AC lamanya dengan AC inverter akan mengatakan AC inverter tidak sedingin AC lamanya. Dan memang demikian kenyataannya. Dengan AC konvensional, jika suhu remote di set 25°C, dinginnya tidak stabil. Kadang sudah terasa dinginnya, kadang kurang dingin, sehingga umumnya remote di set 22°C atau 23°C agar dinginnya lebih stabil. Bila diukur dengan thermometer ruangan, suhu yang terjadi di dalam kamar paling berkisar 24-25°C dan semakin menjelang pagi dimana suhu udara di luar rumah sudah lebih dingin, maka suhu di dalam kamar semakin mendekati 22°C atau bahkan melampaui hingga 21°C. Dengan setting remote pada 22°C hampir dipastikan kompresor di outdoor unit sangat sedikit beristirahat. Sehingga tagihan listrik bisa diasumsikan = lamanya AC dinyalakan x daya kompresor x TDL.
AC inverter cukup di setting 24°C atau 25°C. Pada suhu ini, umumnya dinginnya terasa pas dan tidak berlebihan. Apapun yang terjadi, misalnya diluar tiba-tiba hujan lebat, AC inverter dengan regulasinya berusaha mengunci suhu yang terjadi di dalam ruangan tetap pada 24 atau 25°C sesuai setting pada remote. Sebagai kompensasinya, ia menurunkan daya listriknya. Disini letak hemat tagihan listriknya.
Namun jika mau memaksakan agar AC inverter bekerja layaknya AC konvensional, maka ini bisa diakali dengan setting remote pada suhu terendah 16°C, yang mana suhu tersebut tidak akan pernah bisa dicapai oleh AC, sehingga fungsi hemat dayanya tidak akan berfungsi. (cu)
AC Inverter = AC konvensional?
Teknologi inverter merupakan teknologi yang masih relatif baru untuk AC. Edukasi tentang AC inverter melalui media massa lebih berbau marketing, daripada ulasan plus minusnya AC inverter itu sendiri.
90% orang yang mengganti AC lamanya dengan AC inverter akan mengatakan AC inverter tidak sedingin AC lamanya. Dan memang demikian kenyataannya. Dengan AC konvensional, jika suhu remote di set 25°C, dinginnya tidak stabil. Kadang sudah terasa dinginnya, kadang kurang dingin, sehingga umumnya remote di set 22°C atau 23°C agar dinginnya lebih stabil. Bila diukur dengan thermometer ruangan, suhu yang terjadi di dalam kamar paling berkisar 24-25°C dan semakin menjelang pagi dimana suhu udara di luar rumah sudah lebih dingin, maka suhu di dalam kamar semakin mendekati 22°C atau bahkan melampaui hingga 21°C. Dengan setting remote pada 22°C hampir dipastikan kompresor di outdoor unit sangat sedikit beristirahat. Sehingga tagihan listrik bisa diasumsikan = lamanya AC dinyalakan x daya kompresor x TDL.
AC inverter cukup di setting 24°C atau 25°C. Pada suhu ini, umumnya dinginnya terasa pas dan tidak berlebihan. Apapun yang terjadi, misalnya diluar tiba-tiba hujan lebat, AC inverter dengan regulasinya berusaha mengunci suhu yang terjadi di dalam ruangan tetap pada 24 atau 25°C sesuai setting pada remote. Sebagai kompensasinya, ia menurunkan daya listriknya. Disini letak hemat tagihan listriknya.
Namun jika mau memaksakan agar AC inverter bekerja layaknya AC konvensional, maka ini bisa diakali dengan setting remote pada suhu terendah 16°C, yang mana suhu tersebut tidak akan pernah bisa dicapai oleh AC, sehingga fungsi hemat dayanya tidak akan berfungsi. (cu)
About Cipto Utomo
Related posts
Tubuh Menjadi Panas Ketika Sakit, Berdasarkan Thermal ...
06/03/2020
Virus Corona Masuk ke Indonesia, Ketahui Cara ...
05/03/2020
Deteksi Virus Corona Dengan Stelop IFSS4 Mass ...
04/03/2020
Satu Juta Spesies Tumbuhan dan Hewan Terancam ...
21/02/2020