Kondisi Listrik Indonesia Tertinggal dari Negara-Negara ASEAN Ini
PT PLN (Persero) harus fokus menjalankan program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW). Sebab, saat ini indikator kelistrikan Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, Indonesia saat ini perlu menambah jumlah kapasitas listrik terpasang. Hal ini berarti diperlukan adanya pembangunan pembangkit-pembangkit listrik yang baru. Karena itu, pemerintah fokus membuat program kelistrikan untuk menambah jumlah kapasitas listrik.
“Oleh karenanya apa yang ditetapkan oleh Presiden SBY (program 10.000 MW tahap I dan II) dan Presiden Jokowi (program 35.000 MW) sudah sangat tepat dan relevan dengan kondisi yang ada,” kata Komaidi di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurut Komaidi, hal tersebut disebabkan indikator kelistrikan Indonesia relatif jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Brunai, Vietnam, bahkan oleh Laos. Baik dalam indikator konsumsi listrik per kapita maupun rasio kapasitas listrik terpasang.
“Indonesia relatif tertinggal dengan sejumlah negara tersebut,” ujar Komaidi.
Namun, kemajuan capaian proyek-proyek 35 ribu MW yang menjadi bagian PLN yang relatif masih di bawah target dan juga di bawah capaian pengembang listrik swasta (Independent Power Plan/ IPP). Apalagi dari sejumlah informasi yang berkembang pemerintah atau PLN menyampaikan proyek 35 ribu MW yang dapat ditargetkan selesai pada 2019, kemungkinan baru akan terealisasi sekitar 20 ribu MW.
“Karena itu, PLN diingatkan untuk fokus menyelesaikan pembangunan proyek 35 ribu MW dan 7.400 MW dari program 10.000 MW I & II yang belum terselesaikan,” tuturnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak berharap pembangkit listrik program kelistrikan 35 ribu MW dapat beroperasi beroperasi sesuai target pada 2019. Karena, diperkirakan yang akan beroperasi pada sampai target waktu yang ditentukan diperkirakan hanya mencapai 25 ribu MW.
“Progress report yang diberikan oleh pak Sofyan menurut saya sudah sangat baik. Kita ga berharap yang 35 ribu MW jadi 2019 tapi kira cod 20 sampai 25 ribu MW,” tutur Luhut.
Kondisi Listrik Indonesia Tertinggal dari Negara-Negara ASEAN Ini
Kondisi Listrik Indonesia Tertinggal dari Negara-Negara ASEAN Ini
PT PLN (Persero) harus fokus menjalankan program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW). Sebab, saat ini indikator kelistrikan Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga.
Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, Indonesia saat ini perlu menambah jumlah kapasitas listrik terpasang. Hal ini berarti diperlukan adanya pembangunan pembangkit-pembangkit listrik yang baru. Karena itu, pemerintah fokus membuat program kelistrikan untuk menambah jumlah kapasitas listrik.
“Oleh karenanya apa yang ditetapkan oleh Presiden SBY (program 10.000 MW tahap I dan II) dan Presiden Jokowi (program 35.000 MW) sudah sangat tepat dan relevan dengan kondisi yang ada,” kata Komaidi di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurut Komaidi, hal tersebut disebabkan indikator kelistrikan Indonesia relatif jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Brunai, Vietnam, bahkan oleh Laos. Baik dalam indikator konsumsi listrik per kapita maupun rasio kapasitas listrik terpasang.
“Indonesia relatif tertinggal dengan sejumlah negara tersebut,” ujar Komaidi.
Namun, kemajuan capaian proyek-proyek 35 ribu MW yang menjadi bagian PLN yang relatif masih di bawah target dan juga di bawah capaian pengembang listrik swasta (Independent Power Plan/ IPP). Apalagi dari sejumlah informasi yang berkembang pemerintah atau PLN menyampaikan proyek 35 ribu MW yang dapat ditargetkan selesai pada 2019, kemungkinan baru akan terealisasi sekitar 20 ribu MW.
“Karena itu, PLN diingatkan untuk fokus menyelesaikan pembangunan proyek 35 ribu MW dan 7.400 MW dari program 10.000 MW I & II yang belum terselesaikan,” tuturnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak berharap pembangkit listrik program kelistrikan 35 ribu MW dapat beroperasi beroperasi sesuai target pada 2019. Karena, diperkirakan yang akan beroperasi pada sampai target waktu yang ditentukan diperkirakan hanya mencapai 25 ribu MW.
“Progress report yang diberikan oleh pak Sofyan menurut saya sudah sangat baik. Kita ga berharap yang 35 ribu MW jadi 2019 tapi kira cod 20 sampai 25 ribu MW,” tutur Luhut.
Sumber: Liputan6
Kunjungi Kami: www.tridinamika.com
About Tridinamika
Related posts
Mobil Bertenaga Sampah, Bisakah Terealisasi?
05/02/2020
Mengenal Relay Tester, Penguji Overload Relay
27/08/2018
Mengenal Current Injector dan Spesifikasi Current Test-nya
21/08/2018
Apa Perbedaan Arus Listrik AC dan DC? ...
30/04/2018