Beberapa tahun yang lalu,perangkat pengukuran listrik mengalami revolusi besar-besaran dalam hal safety. Dilatarbelakangi oleh banyaknya kecelakaan kerja yang kerap kali merenggut nyawa operator, IEC memberlakukan standard baru yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Melalui standard IEC 61010, semua perangkat pengukuran listrik harus mencantumkan kategori pengukuran. Kategori sendiri menandakan tingkatan lokasi yang dapat di layani oleh alat ukur dengan aman. Selain pencatuman kategori, perangkat pengukuran harus dilengkapi dengan high energy fuse yang dapat bekerja lebih cepat dalam melindungi alat ukur dari bahaya transient tegangan. Dengan diberlakukannya standard baru tersebut, jumlah kecelakaan kerja akibat transient tegangan dapat ditekan. Namun, setelah beberapa tahun standard tersebut diberlakukan, IEC kembali melakukan revisi atau tepatnya update ke 3 dari 61010. Apa saja yang di update dalam standard IEC61010 tersebut

1. Konstruksi alat ukur yang meliputi PCB clearance (jarak antar jalur) dan creepages (arus bocor). Selain itu, standar konstruksi juga meliputi regulasi yang berkenaan dengan penggunaan bahan solid, thin film insulation dsb. Demikian pula dengan Temperature requirements, ergonomi alat, pollution degree hingga lapisan coatingnya. Namun, perbedaan yang paling mencolok terdapat pada golongan alat yang harus menerapkannya. Jika pada standard terdahulu lebih menekankan pada professional tools, maka dalam update terbaru ini juga berlaku untuk alat ukur non professional.

2. Aturan yang kedua memuat mengenai dimensi dari bagian test lead yang terkontak langsung dengan objek ukur. Standard ini ditujukan untuk mencegah resiko short circuit pada saat pengukuran

3. Berkaitan dengan education course tentang teknologi yang digunakan pada alat ukur.

Negara-negara di Eropa telah memberlakukan aturan IEC 61010 versi terbaru ini, sementara itu Amerika juga nerapkan standard ini dalam format UL 610101. Bagaimana dengan di Indonesia? (br)