Friday , 22 November 2024
Sejak pertama kali dikenalkan, Infrared Thermal Imager seperti menjadi “artisnya” alat ukur. Betapa tidak, hanya dalam waktu yang singkat kita dapat dengan mudah mengetahui kondisi objek ukur. Dalam dunia kelistrikan, thermal imager sudah menjadi perangkat standard untuk preventive dan predictive maintenance. Namun, tahukah anda jika ternyata alat ini dapat di aplikasikan pula untuk kebutuhan maintenance bangunan.
Seperti kita ketahui jika bangunan-bangunan komersil memerlukan pemeliharaan yang ekstra. Pemeliharaan biasanya akan difokuskan pada aspek keindahan dan daya tahan bangunan. Salah satu masalah yang harus dihindari adalah Over Moisture atau kebocoran udara yang menyebabkan terbentuknya kondensasi pada dinding, lantai dan langit-langit yang dapat memicu tumbuhnya jamur dan lumut. Selain mengganggu pemandangan, munculnya jamur dan lumut juga menyebabkan bagunan cepat lapuk dan rusak, terlebih pada material-material yang terbuat dari kayu, asbes dsb.
Selain masalah Over Moisture, penyakit yang kedua adalah munculnya Thermal Bridge.
Thermal bridge juga mengindikasikan bagian-bagian dari bangunan yang cenderung lebih boros energi. Secara teknis, thermal bridge adalah area didalam bangunan yang memiliki resistansi thermal lebih rendah. Hal ini berkaitan dengan desain ataupun konstruksi bangunan. Efek yang ditimbulkan oleh thermal bridge adalah munculnya area-area dengan kelembaban tinggi.
Secara fungsional, Infrared Thermal Imager bisa digunakan sebagai alat pendeteksi kebocoran udara/air. Kebocoran pada pipa yang tertanam di dalam dinding maupun lantai menyebabkan terjadinya gradasi temperatur pada permukaanya. Dengan mudah kita akan mengetahui dimana letak kebocorannya.
Dan masih banyak aplikasi lain yang bisa kita manfaatkan. Dengan demikian, tak salah jika Infra Red Thermal Imager disebut sebagai artisnya alat ukur. (br)
2 Comments