Masih terbayang betapa dahsyatnya hujan yang mengguyur ibukota beberapa hari yang lalu. Hujan lebat yang mengguyur seolah tandon raksasa yang tidak ada habisnya sehingga ibukota dilanda banjir. Ironisnya disaat banjir, listrik pun dipadamkan demi alasan keamanan. Pernahkah anda mengalami pemadaman bergilir beberapa bulan yang lalu? Rasanya dunia ini bagai mati kalau tak ada listrik, semua aktifitas terganggu bahkan bisa dibilang tertidur. Semua aspek kehidupan kita sudah sangat bergantung dengan listrik.
Pernahkah terlintas dibenak anda, kalau tiap rumah mempunyai pembangkit listrik sendiri? Yah..kalo pembangkitnya menggunakan generator pasti akan menjadi polusi suara. Tapi terpikirkah untuk mengubah air hujan menjadi listrik? karena hujan merupakan energi yang berlimpah dan cocok untuk iklim tropis sepeti di Indonesia.
ilustrasi gambar (google.com)
Seperti yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari CEA / Leti-Minatec, sebuah lembaga riset di Grenoble, Perancis, yang mempunyai bidang spesialisasi mikroelektronik. CEA / Leti-Minatec telah mengembangkan sebuah sistem yang memanfaatkan energi yang tersimpan dalam air hujan.
Thomas Jager, seperti yang dikutip oleh Physorg mengatakan, sistem yang dikembangkannya bisa menjadi alternatif energi ketika hujan dan energi surya sulit untuk didapatkan. Jager dan peneliti lainnya, Romain Guigon, Jean-Jacques Chaillout dan Ghislain Despesse yang memaparkan hasil penelitiannya di Smart Materials and Structures menjelaskan bahwa memahami secara fisika bagaimana air hujan jatuh mengenai suatu bidang permukaan masih belum begitu jelas. Bagaimanapun, yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem untuk bisa memanen energi hujan adalah bisa memperkirakan energi yang bisa diambil selama terjadinya proses benturan antara air hujan dengan transduser.
Jager dan rekan-rekan penelitinya menggunakan transduser piezoelektrik untuk mengubah getaran yang dihasilkan ketika hujan. Sistem yang mereka kembangkan bisa digunakan untuk berbagai ukuran titik air hujan, mulai dari 1 hingga 5 milimeter. Dan berdasarkan simulasi yang mereka lakukan, hasilnya 12 miliwatt.
Proses konversi energi terjadi ketika titik air hujan mengenai sebuah permukaan polimer yang disebut dengan polyvinylidene fluoride atau PVDF dan menghasilkan hentakan tak elastis di atas permukaannya. Banyaknya energi yang dihasilkan dari benturan tersebut bisa dihitung dengan menggunakan model mekanik-elektrik.
PVDF tersebut merupakan bahan piezoelektrik yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Ketika sebuah titik air hujan mengenai permukaan PVDF dengan ketebalan 25 micrometer, polimer tersebut mulai bergetar. Untuk megalirkan arus yang dihasilkan dari getaran tersebut diletakkan elektrode di dalam PVDF tersebut.
Rencananya, para peneliti akan mengembangkan suatu metode untuk menyimpan energi tersebut agar bisa digunakan sewaktu-waktu. Saat hujan dan terisolir di rumah, tidak perlu galau lagi karena listrik akan selalu ON. Semakin deras hujan….semakin besar listriknya….hujan listrik deh jadinya…
Hujan Listrik ??
Masih terbayang betapa dahsyatnya hujan yang mengguyur ibukota beberapa hari yang lalu. Hujan lebat yang mengguyur seolah tandon raksasa yang tidak ada habisnya sehingga ibukota dilanda banjir. Ironisnya disaat banjir, listrik pun dipadamkan demi alasan keamanan. Pernahkah anda mengalami pemadaman bergilir beberapa bulan yang lalu? Rasanya dunia ini bagai mati kalau tak ada listrik, semua aktifitas terganggu bahkan bisa dibilang tertidur. Semua aspek kehidupan kita sudah sangat bergantung dengan listrik.
Pernahkah terlintas dibenak anda, kalau tiap rumah mempunyai pembangkit listrik sendiri? Yah..kalo pembangkitnya menggunakan generator pasti akan menjadi polusi suara. Tapi terpikirkah untuk mengubah air hujan menjadi listrik? karena hujan merupakan energi yang berlimpah dan cocok untuk iklim tropis sepeti di Indonesia.
ilustrasi gambar (google.com)
Seperti yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari CEA / Leti-Minatec, sebuah lembaga riset di Grenoble, Perancis, yang mempunyai bidang spesialisasi mikroelektronik. CEA / Leti-Minatec telah mengembangkan sebuah sistem yang memanfaatkan energi yang tersimpan dalam air hujan.
Thomas Jager, seperti yang dikutip oleh Physorg mengatakan, sistem yang dikembangkannya bisa menjadi alternatif energi ketika hujan dan energi surya sulit untuk didapatkan. Jager dan peneliti lainnya, Romain Guigon, Jean-Jacques Chaillout dan Ghislain Despesse yang memaparkan hasil penelitiannya di Smart Materials and Structures menjelaskan bahwa memahami secara fisika bagaimana air hujan jatuh mengenai suatu bidang permukaan masih belum begitu jelas. Bagaimanapun, yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem untuk bisa memanen energi hujan adalah bisa memperkirakan energi yang bisa diambil selama terjadinya proses benturan antara air hujan dengan transduser.
Jager dan rekan-rekan penelitinya menggunakan transduser piezoelektrik untuk mengubah getaran yang dihasilkan ketika hujan. Sistem yang mereka kembangkan bisa digunakan untuk berbagai ukuran titik air hujan, mulai dari 1 hingga 5 milimeter. Dan berdasarkan simulasi yang mereka lakukan, hasilnya 12 miliwatt.
Proses konversi energi terjadi ketika titik air hujan mengenai sebuah permukaan polimer yang disebut dengan polyvinylidene fluoride atau PVDF dan menghasilkan hentakan tak elastis di atas permukaannya. Banyaknya energi yang dihasilkan dari benturan tersebut bisa dihitung dengan menggunakan model mekanik-elektrik.
PVDF tersebut merupakan bahan piezoelektrik yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Ketika sebuah titik air hujan mengenai permukaan PVDF dengan ketebalan 25 micrometer, polimer tersebut mulai bergetar. Untuk megalirkan arus yang dihasilkan dari getaran tersebut diletakkan elektrode di dalam PVDF tersebut.
Rencananya, para peneliti akan mengembangkan suatu metode untuk menyimpan energi tersebut agar bisa digunakan sewaktu-waktu. Saat hujan dan terisolir di rumah, tidak perlu galau lagi karena listrik akan selalu ON. Semakin deras hujan….semakin besar listriknya….hujan listrik deh jadinya…
(cu)
About Tridinamika
Related posts
Tips Mencegah Korsleting Listrik Saat Mudik atau ...
04/04/2018
Jangan Sepelekan! 5 Hal ini Berpengaruh Penting ...
26/02/2018
Mengenal Mini komputer Raspberry Pi, si kecil ...
30/10/2017
Tips Cara Mudah Membaca Hasil Gas Analyzer ...
15/09/2017