Thursday , 21 November 2024
Selain menyebabkan penurunan produktivitas, buruknya kualitas listrik dipastikan akan berdampak langsung pada naiknya biaya maintenance. Salah satu problem listrik yang sering menganggu ketahanan mesin produksi adalah voltage DIP/SAG. Secara teknis fenomena ini terjadi dimana rms tegangan akan mengalami penurunan sesaat. Pada sistem pengontrolan berbasis microprosessor, voltage DIP/SAG dapat menyebabkan memory kehilangan catu daya. Efeknya, sistem kontrol akan mereset dengan sendirinya. Demikian juga dengan perangkat induktif seperti motor listrik, voltage DIP/SAG yang terlalu sering dapat menyebabkan usia winding menjadi lebih pendek.
Penyebab dari voltage DIP/SAG sendiri cukup beragam. Yang pasti, ketika terjadi voltage DIP/SAG maka arus listrik akan melonjak tinggi secara tiba-tiba. Sadar jika efek yang ditimbulkan dapat berakibat fatal, beberapa industri terutama manufaktur mencoba mengatasinya dengan memasang perangkat power conditioner. Kinerjanya perangkat ini mirip seperti voltage stabilizer yang biasa dipasang di PC,hanya teknologi dan kapasitasnya saja yang berbeda.
Power conditioner dirancang untuk dapat menjaga kestabilan tegangan ketika terjadi DIP/SAG.
Terdapat 2 tipe power conditioner :
1. Tipe Tanpa Penyimpan Energi
Pada saat terjadi DIP/SAG maka perangkat akan menarik energi listrik dari sumber dalam jumlah yang besar guna mempertahankan daya yang sama. Meski demikian, dengan kondisi undervoltage maka arus yang ditarik akan jauh lebih besar. Untuk instalasi power conditioner tipe ini, maka kita harus mengetahui berapa batasan aman pengoperasian beban, terutama maksimal arusnya yang dapat dilewatkannya. Pada saat kondisi seperti ini, umumnya beban bekerja pada kondisi minimum dengan efisiensi yang rendah.
2. Tipe Dengan Penyimpan Energi.
Pada saat terjadi DIP/SAG, perangkat power conditioner akan mempertahankan level tegangan dengan cara menambahkan energi ke jaringan. Keunggulan dari tipe ini adalah kemampuan back up nya yang mampu mensupply energi meski tegangan sumber sangat rendah. Bahkan perangkat ini mampu memback up energi ketika terjadi power interruption. Ciri khas dari tipe ini adalah adanya perangkat penyimpan energi seperti ultra kapasitor maupun flywheel. Kemampuan back up dari perangkat ini dilihat dari rate yang menyatakan seberapa cepat proses ekstraksi simpanan energi dikonversi menjadi energi yang dibutuhkan oleh beban. Selain itu, lamanya waktu pengisian energi untuk digunakan sebagai back up jika terjadi DIP/SAG berikutnya juga menjadi bahan ratifikasi.
Berkaitan dengan 2 tipe power conditioner tersebut, hal-hal berikut adalah beberapa faktor yang layak untuk anda pertimbangkan sebelum membeli power conditioner :
Baca Juga : Permasalahan Power Quality
12/11/2021
25/09/2021
20/08/2021
05/08/2021
1 Comments