Salah satu tahapan pasca dilakukannya audit energi adalah pelaksanaan rekomendasi audit. Berkaitan dengan hal ini, auditor biasanya menyarankan berbagai solusi alternatif untuk mengefisiensikan penggunaan energi. Rekomendasi dapat berupa 2 hal yakni perubahan pola penggunaan energi dan penggantian ke perangkat yang lebih hemat energi.

Untuk pilihan kedua, faktor break even point (BEP) menjadi satu hal yang wajib untuk diperhatikan. Sudah menjadi rahasia umum jika perangkat-perangkat hemat energi biasanya memiliki harga yang lebih mahal dari perangkat konvensional. Tak tanggung-tanggung, investasi yang mesti dibayarkan dapat mencapai 3 sampai 10 kali lipatnya. Perangkat-perangkat yang memiliki waktu BEP cepat biasanya menjadi perangkat yang paling diserbu. Dengan waktu tunggu yang lebih cepat, akan semakin cepat pula efek dari penghematan tersebut yang dapat kita rasakan. Meski demikian, berhasil tidaknya skema BEP  sangat tergantung dari banyak hal.

Sebuah penelitian dilakukan oleh OSEO melalui program HOMES (Housing and building Optimized for Mastering Energy & Services) di Perancis. Disimpulkan bahwa keberhasilan investment dalam building energy saving akan bergantung pada 2 hal berikut :

1. Time Segmentation, berkaitan dengan setting konsumsi energi yang dibutuhkan selama waktu penyesuaian. Misalnya seperti pendingin udara & pencahayaan lampu dari keadaan kosong (tidak ada orang) hingga ke kondisi ramai.
2. Space Segmentation, berkaitan dengan ukuran ruangan/ gedung.

Setingan yang tepat pada kedua hal diatas akan memberikan hasil yang signifikan terhadap penghematan energi.

Segmen commercial building sendiri menempati rangking teratas dalam hal potensi penghematan. Dengan struktur ruangan yang biasanya didominasi oleh middle size room dan tertutup, commercial building memungkinkan hasil yang lebih akurat dalam proses tata udara dan konsumsi pencahayaan. Solusi efisiensi energi aktif dapat mencapai penghematan energi hingga 55 sampai 60%.

Sebaliknya, bangunan seperti stasiun kereta api, bandar udara atau fasilitas rekreasi (museum, pusat kebugaran) adalah bangunan besar yang sifatnya terbuka. Meskipun menggunakan sistem pemantauan konsumsi yang smart, penghematan energi potensial yang didapatkan adalah di kisaran 30 sampai 35%. (br)

Sumber : Efficiency Magazine